www.bgaindonesia.blogspot.com -- Apa
itu integritas diri? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas
diri berbicara soal kepribadian seseorang yang memiliki karakter jujur, utuh,
bertanggung jawab, menepati kata-kata, dapat dipercaya, komitmen pada kebenaran
dan kesetiaan. Pelbagai sifat tersebut memperlihatkan kualitas kepribadian
seseorang. Selain itu, integritas diri dapat juga dikaitkan dengan pelbagai
aspek kehidupan seseorang. Misalnya, kita berbicara tentang integritas di
tempat kerja, integritas intelektual serta artistik, dan lain sebagainya.
Berarti, orang yang disebut memiliki integritas harus memiliki dua elemen
mendasar, yakni: Pertama, integritas yang berkaitan dengan
karakter, sifat, dan kualitas diri. Kedua, integritas dikaitkan dengan tindakan
moral. Artinya, segala tindakan kita harus selaras dengan prinsip kebenaran,
keadilan, dan cinta kasih. Tindakan ini bisa diwujudkan dalam tindakan konkret.
Dalam hal ini, Yusuf adalah pribadi yang memiliki semua kualitas tersebut.
Tidak heran jika ia merupakan panutan dan teladan iman bagi umat kristiani.
Tidak mudah bagi kebanyakan orang dapat memperlihatkan integritas diri, seperti: berlaku jujur dan setia, saat ia berada di puncak kekuasaan. Kebanyakan orang jatuh dalam korupsi, keserakahan, dan ketidakadilan sosial. Beda halnya dengan Yusuf yang merupakan model atau contoh pemimpin yang bijak. Meski ia dipercaya oleh Firaun, raja Mesir, namun ia tidak berlaku curang menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya dirinya. Malahan ia membawa seluruh uang hasil penjualan gandum diserahkan kepada Firaun (13-14). Ia telah bekerja dengan penuh dedikasi dan integritas kepada Firaun. Tidak ada sepeser uang yang dikorupsi olehnya. Bahkan Yusuf membeli seluruh tanah Mesir, kecuali tanah para imam (20,22), dan menjadikan Firaun sebagai penguasa atas seluruh Mesir.
Yusuf bukan hanya pintar mengelola kekayaan Firaun, tetapi juga cerdas dalam berbisnis. Segala keputusan yang dibuatnya selalu didasarkan pada kepentingan Firaun. Saat rakyat Mesir kehabisan makanan, Yusuf menukarnya dengan ternak mereka (15-17). Setelah itu, Yusuf melakukan barter benih gandum dengan tanah mereka dan menjadikan rakyat Mesir sebagai budak Firaun (23). Semua ini bukan usulan Yusuf, melainkan ide rakyat Mesir. Mereka memberikan diri secara ikhlas sebagai budak tanpa adanya unsur paksaan (18-19,21). Walau Yusuf berkuasa atas mereka, tetapi ia memperlakukan rakyat Mesir sebagai manusia yang memiliki hak asasi. Dengan hukum baru, Yusuf telah memelihara kelangsungan hidup mereka dan menjaga stabilitas politik di Mesir (24,26). Hal itu tercermin dari ucapan terima kasih seluruh rakyat Mesir kepadanya (25).
Renungkan: Integritas diri merupakan harga mati. Tanpa integritas, kita menjadi garam yang tawar menunggu dibuang.
0 Response to "BGA Kejadian 47:13-26: INTEGRITAS DIRI "
Posting Komentar