www.bgaindonesia.blogspot.com -- Robohnya sebuah rumah tidak hanya disebabkan oleh faktor luar, seperti bencana alam dan lain sebagainya, tetapi juga oleh faktor dalam, misalnya rayap. Rayap adalah binatang berukuran kecil dengan potensi daya rusak yang besar. Rayap diibaratkan oleh banyak orang sebagai musuh dalam selimut, karena ia dapat berkembang biak dengan cepat dan sulit sekali dapat terdeteksi. Selain itu, ia memiliki kemampuan membentuk dan membangun koloni. Semakin luas cakupan koloni yang dibangunnya, semakin kuat pula daya rusaknya terhadap sebuah bangunan. Jika sebuah bangunan dibiarkan diserang oleh rayap, cepat atau lambat bangunan tersebut akan ambruk karena tiang-tiang penyangga atau penopang rumah telah dibuat keropos dari dalam. Demikian halnya yang terjadi saat Salomo naik tahta menjadi raja atas Israel.
Musuh dalam selimut bagi Salomo adalah Adonia dan sekutunya. Belum selesai kasus makar Adonia mengangkat dirinya sebagai raja, kali ini ia memberanikan dirinya menghadap ibunda Salomo, Batsyeba (13-14). Adonia memakai politik adu domba (devide et impera) antara Batsyeba dengan Salomo. Ia berasumsi bahwa Salomo tidak mungkin menolak keinginan ibunya (15-16,20). Karena itu, ia berupaya memanfaatkan Batsyeba sebagai alat politiknya untuk melemahkan posisi Salomo sebagai raja Israel. Permintaan Adonia kepada Salomo hanya satu, yaitu meminta Abisag, gadis Sunem, menjadi isterinya (17-19,21). Apa reaksi Salomo? Mendengar permintaan Adonia, Salomo memerintah Benaya bin Yoyada memenggal kepala Adonia (23-25).
Mengapa Salomo menghukum mati Adonia? Permohonan Adonia sama artinya penghinaan kepada mendiang raja Daud. Pada zaman itu, rakyat Israel telah mengganggap Abisag sebagai gundik Daud. Meminta Abisag sama artinya mengklaim tahta Daud sebagai milik Adonia (22). Tindakan ini dianggap Salomo sebagai perilaku kudeta. Saat itu juga, Salomo membersihkan musuh-musuhnya, seperti: memecat Abyatar sebagai imam (26-27), membunuh Yoab (28-34) dan Simei (36-44,46a). Sebagai gantinya, Benaya diangkat menjadi panglima dan Zadok sebagai imam. Dengan demikian, tahta Salomo menjadi kokoh.
Seperti halnya dengan Salomo yang mendapat ancaman dari dalam, demikian pula diri kita sebagai umat Allah. Iblis tidak melulu menyerang kita dari luar. Adakalanya kita diserang oleh hawa nafsu dan keegoisan diri. Hawa nafsu dan ego diri adalah MUSUH DALAM SELIMUT kita yang paling berbahaya. Oleh karena itu, waspadalah terhadap ancaman dari dalam diri kita.
0 Response to "BGA 1 Raja-Raja 2: 13-46: MUSUH DALAM SELIMUT"
Posting Komentar