www.bgaindonesia.blogspot.com -- Munculnya
penyakit mematikan berawal dari mutasi virus, seperti: kanker rahim, ebola,
DBD, SARS, flu burung, selaput radang otak, dan lain sebagainya. Kapan dan
dimana saja, maut dan kematian sedang menguntit dan mengintai kita. Fakta ini
memperlihatkan setiap manusia sangat dekat dengan kematian. Adalah hal yang
wajar apabila diri manusia penuh kegelisahan, ketidaktenteraman, ketakutan, dan
ketidakpastian hidup. Meski demikian, dalam tangan Allah yang lembut hanya ada
rasa aman dan tenteram.
Rasa takut dan tidak tenteram sedang melanda penduduk
Gilgal yang mengalami bencana kelaparan (38). Bencana ini disebabkan oleh
hukuman Allah terhadap bangsa Israel. Allah menghukum Israel karena mereka
telah mengingkari ikatan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel melalui cara menyembah berhala. Mau tidak
mau, para nabi Allah yang masih setia
juga terkena imbas dari bencana ini. Dalam kondisi seperti ini, Allah tidak
tinggal diam. Allah mengutus Elisa ke Gilgal untuk menghibur dan menguatkan
mereka.
Setidaknya ada dua penghiburan dari Allah melalui nabi
Elisa di Gilgal, antara lain: Pertama, Elisa menawarkan racun dalam kuali yang
berisi makanan. Kehadiran Elisa di Gilgal seperti embun di pagi hari yang
memberikan harapan. Kala itu, Elisa dikunjungi seratus orang nabi dari Gilgal
(38a). Seperti biasanya, mereka datang untuk mendengar firman Allah. Bagi
rombongan nabi Gilgal, saat seperti ini merupakan momen yang tepat menguatkan
diri melalui makanan rohani agar bisa bertahan dalam kesetiaan iman.
Elisa bukan hanya memberi makanan rohani, tetapi juga
memberikan makanan jasmani bagi mereka. Elisa menyuruh bujangnya menyiapkan
kuali besar untuk membuat sup sayur. Sup makanan yang dimasak dari sayuran dan
labu liar ternyata mengandung racun. Tidak tahu apakah sayuran liar itu sangat
pahit seperti “racun” rasanya, ataukah memang racun sayuran liar itu telah
membuat beberapa orang nabi mengalami sakit perut. Tidak heran ada seorang dari
mereka yang mengatakan ada maut dalam kuali (38b-40). Dengan kuasa Allah, Elisa
menawari tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga racun dalam sup
menjadi hilang. Dengan demikian, sup tersebut aman disantap bersama (41).
Kedua, Elisa memberi makan seratus orang nabi. Tanpa
diduga, ada seseorang memberikan persembahan ucapan syukur kepada nabi Elisa.
Porsi persembahan itu hanya cukup untuk Elisa dan bujangnya saja. Menerima
rahmat yang tidak terduga itu, Elisa membaginya bersama dengan rekan
seprofesinya. Bagaimana mungkin dengan dua puluh roti jelai dan sedikit gandum
bisa mengenyangkan perut orang banyak. Itulah yang dipikirkan oleh bujang Elisa,
karena ia menganggap hal itu mustahil (43a). Sebaliknya, Elisa percaya bahwa
Allah yang akan memberi makan umat pilihan-Nya. Dengan sabda Allah, Elisa bukan
hanya memberi mereka makan kenyang, tetapi makanan itu sampai tersisa (43b-44).
Renungkan:
Bersama Allah, hidup kita aman dalam tangan-Nya. Sebab, rahmat Allah turun
dalam momen yang tidak dapat kita duga. Itulah bentuk pemeliharaan yang ajaib
atas hidup umat yang berserah penuh kepada-Nya.
0 Response to "BGA 2 Raja-Raja 4:38-44: PEMELIHARAAN ALLAH"
Posting Komentar