BGA 2 Raja-Raja 2:1-18: KUASA ALLAH dan PELAYANAN

www.bgaindonesia.blogspot.com -- Elia dikenal sebagai salah satu nabi besar dalam Perjanjian Lama. Banyak mukjizat yang dilakukannya mencengangkan bangsa Yahudi maupun non-Yahudi. Contohnya, mengalahkan ratusan nabi Baal di gunung Karmel. Selain itu, Elia merupakan orang ketiga yang tidak mengalami kematian jasmani, seperti Henokh dan Musa.

Setelah sekian lama melayani Allahnya, tibalah waktu bagi Elia pensiun dalam pelayanan di dunia (1). Isu kematian Elia telah diketahui oleh komunitas sekolah para nabi yang ada di Gilgal, Betel, dan Yerikho (3,5). Mereka kasak kusuk mengenai kematian Elia. Kelihatannya Elia tidak ambil pusing persoalan itu. Ia dengan tenang melakukan perjalanan jauh, dari Gilgal menuju sungai Yordan. Dalam perjalanan tersebut, ia ditemani oleh muridnya, Elisa.

Bukan Elia tidak gembira ditemani oleh muridnya, tetapi ia tidak mau menyusahkan Elisa. Lagi pula Elia ingin menyendiri di tempat yang sunyi dan sepi tanpa diketahui seorang pun. Artinya, Elia ingin kepergiannya ke Surga tidak diketahui dan disaksikan oleh seorang pun. Ia ingin momen pengangkatan itu hanya disaksikan oleh alam semesta saja. Karena itulah, Elia berupaya menahan muridnya, Elisa, mengikutinya.  

Ada tiga kali Elia secara halus mencegah niat Elisa mengikutinya. Hal itu terlihat jelas dari kalimat yang diucapkan Elia, “Baiklah tinggal di sini....” Respons yang diberikan Elisa pun terkesan ia “melawan” perintah gurunya. Tiga kali gurunya menyuruhnya berhenti, tiga kali pula Elisa bersumpah akan menemani gurunya sampai akhir perjalanan, “Demi TUHAN yang hidup....” (2-6).

Apa yang membuat Elisa begitu gigihnya menemani sang guru? Ia menyadari ada kemungkinan besar dirinya dipilih Allah menggantikan gurunya. Untuk itu, ia memerlukan kuasa Allah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai nabi Allah. Tidak heran apabila Elisa meminta dua bagian kuasa Allah dari Elia (9). Bagi Elia, permintaan Elisa mustahil. Artinya, Allah yang berhak memberikan hal itu dan bukan dirinya. Itu sebabnya Elia mengajukan syarat yang mustahil juga. Dengan syarat seperti itu, Elia menyerahkan kedaulatan sepenuhnya kepada Allah. Jika itu kehendak Allah, maka Elisa dapat melihat gurunya terangkat ke sorga (10). Akhirnya, Elisa mendapatkan apa yang dimintanya, yaitu jubah Elia (11-14). Jubah Elia merupakan simbol otoritas dan kehadiran kuasa Allah. Dengan jubah gurunya, Elisa memulai tugas kenabiannya sebagai orang yang penuh kuasa Allah.

Renungkan: Tiada pelayanan yang lebih berpengaruh besar membawa perubahan selain pelayanan yang disertai oleh urapan dan kuasa Allah.

0 Response to "BGA 2 Raja-Raja 2:1-18: KUASA ALLAH dan PELAYANAN"

Posting Komentar

wdcfawqafwef