BGA 2 Raja-Raja 5:1-27: DI BALIK KETAATAN, ADA RAHMAT ALLAH

www.bgaindonesia.blogspot.com -- Di balik setiap tindakan, apakah itu baik atau buruk, selalu ada konsekuensinya. Demikian pula dengan ketaatan dan kesombongan. Ketaatan memimpin seseorang kepada hadirnya rahmat Allah, sedangkan kesombongan menjerumuskan seseorang kepada malapetaka.

Naaman merupakan seorang panglima kerajaan Aram yang baik hati, gagah perkasa, dan rendah hati. Walaupun ia berkebangsaan Aram, Allah Israel memberkatinya dalam setiap medan perang. Di sini kita melihat bahwa Allah tidak pandang bulu dalam memberkati seseorang. Asalkan hidupnya benar, saleh, rendah hati dan penuh kebaikan serta welas asih, Allah akan menyertai orang tersebut. Tidak heran apabila raja Aram sangat menyayangi dan menjadikannya panglima utama dalam kerajaan-Nya. Meski status Naaman sebagai panglima terhormat, namun semua yang didapatinya seolah-olah tidak berarti. Baginya untuk apa semua ketenaran dan kekayaan itu, apabila dirinya adalah penderita penyakit kusta (1). Di zaman itu, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit itu. Satu-satunya cara Naaman adalah kegigihan bertahan hidup sambil berharap adanya pertolongan. 

Tanpa diduga olehnya, salah satu pelayannya yang berkebangsaan Yahudi memberi informasi bahwa nabi Elisa sanggup menyembuhkan penyakit kusta (2-3). Informasi itu menimbulkan harapan di hatinya. Mendengar hal itu, dengan spontan Naaman berbenah dan pamit kepada rajanya untuk ke Samaria berobat. Selain mempersiapkan surat jalan, ia mempersiapkan hadiah berupa barang berharga, emas, dan perak (4-6). Sesampai di rumah Elisa, bukan kesembuhan Ilahi yang didapati dan dialaminya, melainkan kekesalan hati (9,11). Ternyata ia disuruh Elisa mandi di sungai Yordan tujuh kali (10). Sebagai seorang terpandang dan terhormat, Naaman merasa Elisa telah menghinanya (12).

Tidak ada maksud buruk dari Elisa terhadap Naaman. Tentu ada alasan mendasar mengapa Elisa mengobati Naaman dengan cara seperti itu. Ada dua alasan utama Elisa, yakni: Pertama, kuasa penyembuhan datang dari Allah Israel, sehingga tempatnya pun harus berada di wilayah Israel, dan bukan tempat lain di Damsyik. Dengan cara ini, Elisa ingin memperlihatkan secara jelas kepada Naaman perbedaan mendasar antara Allah Israel yang hidup dengan patung sesembahan dewa-dewi bangsa Aram.

Kedua, mematahkan kesombongan Naaman. Meskipun Naaman itu baik dan rendah hati, namun ia masih perlu ditempa lebih jauh agar kerendahan hatinya semakin murni. Mungkin di pemikiran bangsa Aram bahwa kedudukan serta status seseorang sangat dipengaruhi oleh kasta. Tetapi bagi Elisa, di hadapan Allah Israel, semua orang sederajat. Untungnya akal sehat Naaman masih sehat sehingga ia mengikuti bujukan dan saran dari pegawainya (13-14). Ketaatanya itu membawa Naaman bertemu rahmat Allah dan pribadi Allah Israel sehingga mata rohaninya terbuka (15). Sejak saat itu, ia menjadikan Allah Israel sebagai Allahnya yang hidup yang patut ia sembah (17-19).

Renungkan: Di luar rahmat Allah, kehidupan manusia penuh kekacauan dan pemberontakan. Hanya ketaatan semata, hidup kita mendapatkan sentuhan Allah.

0 Response to "BGA 2 Raja-Raja 5:1-27: DI BALIK KETAATAN, ADA RAHMAT ALLAH"

Posting Komentar

wdcfawqafwef